Senin, 06 Mei 2013

Komputasi Awan (Cloud Computing)

Dari segi bahasa Komputasi Awan terdiri dari gabungan kata komputasi dan awan. Namun tentu kita tidak bisa mengartikannya begitu saja, Komputasi ini tentu teknologi yang memanfaatkan pengembangan komputerisasi dan awan disini dimaksudkan sebuah teknologi berbasis internet (metafora). Arti awan berlanjut sebagai sebuah jaringan komputer yang tersambung melalui koridor internet. Jadi bisa disimpulkan bahwa Komputasi Awan adalah sebuah teknologi informasi yang disajikan dalam infrastruktur kompleks yang tersembunyi karena hanya bisa diakses lewat media internet.

Komputasi Awan ini memiliki 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada user / pengguna, yaitu :
  1. Infrastruktur as a service, ini menyangkut tentang Grid untuk virtualized server, storage & network. Ex : Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
  2. Platform as a service, tingkatan ini hanya fokus kepada seorang developer yang tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan sebagainya. Ex : Force.com dan Microsoft Azure Investment.
  3. Software as a service, tingkatan ini tentang aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Ex : Google Apps, Salesforce.com dan aplikasi jejaring sosial.
Dengan teknologi komputasi awan ini, banyak para investor ingin meniru bisnis yang sudah diterapkan Google dan Amazon yang sudah punya penawaran khusus untuk teknologi cloud-nya. Mereka adalah Microsoft dan IBM yang menginvestasikan jutaan dolar untuk bisnis yang baru berkembang ini.

Grid Computing

Sebuah cara dalam menggunakan sumber daya komputer yang dilakukan secara bersama-sama walaupun komputer tersebut terpisah secara geografis. Cara ini biasanya dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang berskala besar dan untuk melakukannya tentu butuh jaringan internet yang memadai. Sistem grid computing ini menggunakan standar dan protokol yang bersifat terbuka / tidak terpaut pada suatu impelementasi atau produk tertentu. Untuk sekarang ini Grid Computing ini sudah mencapai tahap riset untuk skala besar seperti riset iklim.

Virtualisasi

Dari namanya tentu teknologi ini membuat sebuah virtualisasi dari sebuat bentuk fisik di alam nyata. Cukup besar peran virtualisasi dalam komputasi awan, yakni bisa membuat virtual OS ataupun data storage / sumber daya jaringan. Proses mem-virtualisasi-kan ini dilakukan oleh sebuah software yang dinamakan Hypervisor. Inilah inti dari virtualisasi, dialah lapisan yang berperan untuk menyamar menjadi sebuah infrastruktur untuk menjalankan beberapa virtual machine. Implementasinya kita bisa membeli dan memiliki sebuah mesin dan anda seolah-olah memiliki banyak server. Otomatis cara ini bisa mengurangi pengeluaran biaya IT untuk pembelian server baru, komponen storage dan software pendukung lainnya.

Distributed Computation

Komputasi awan tentu punya tujuan kenapa diciptakan. Salah satu tujuannya adalah untuk menghadiran sebuah proses komputasi yang terdistribusi yang menawarkan pengaksesan secara paralel, pengguna juga bisa memafaatkannya secara bersamaan. Memiliki banyak sistem dan tidak khawatir jika salah satu sistem mengalami crash karena sistem lain takkan terpengaruh. Hal ini tentu dapat menghemat biaya operasional karena tidak membutuhkan sumber daya.

MapReduce dan NoSQL

  • MapReduce - Model pemrograman yang diambil dari pemrograman fungsional yang kemudian diimplementasikan untuk mengolah data yang sangat besar. Ini bertujuan untuk merancang sebuah abstraksi baru agar pengguna dapat membuat interface pemrograman dengan sederhana dan menyembunyikan detail yang rumit (reduce). MapReduce ini telah diterapkan oleh Google untuk melakukan Google Indexing. Menerapkan ribuan mesin yang bekerja pada ratusan terabytes data dan lokasi server yang tersebar di beberapa lokasi, MapReduce mengurangi waktu dan kinerja yang diperlukan.
  • NoSQL - Jika ukuran data sudah sangat besar tentu akan menimbulkan masalah dari segi skalabilitas, ini tidak dapat dihindari karena pertambahan data terjadi setiap saat. Kemampuan server secara vertikal yang dimiliki RDBMS (Relational Database Management Systems) terbatas pada penambahan prosesor dan media penyimpanan server. Sedangkan peningkatan kemampuan server secara horizontal yang meliputi penambahan perangkat server baru dalam suatu jaringan tentu sangat mahal dilakukan dan sulit dalam pengelolaannya, Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh website berskala besar untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan NoSQL.

NoSQL Database

Perangkat lunak internet sangat bergantung pada penggunaan sistem basis data. Untuk meningkatkan kemampuan dan kecepatan operasi dalam sistem basis data, pengembang aplikasi merealisasikan beberapa aturan ketat yang terdapat dalam RDBMS seperti konsistensi dan penyederhanaan data (atomicity). Realisasinya adalah sebuah jenis basis data baru telah diperkenalkan beberapa tahun lalu yakni NoSQL (Not-Only SQL). Beberapa web terkemuka yang sudah menerapkannya adalah Google dengan BigTable, Amazon dengan Dynamo dan Facebook dengan Cassandra dan Hadoop.


Source :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan
http://ilhamsk.com/apa-itu-cloud-computing/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar